Walaupun Saturnus jauh dari kita, para saintis baru saja menemui cara untuk membuat perjalanan ke sana lebih mudah. Teknik baru menunjukkan kedudukan gergasi gas berdering hanya dalam jarak dua batu (empat kilometer).
Ini adalah prestasi teknologi yang mengagumkan yang akan meningkatkan navigasi kapal angkasa dan juga membantu kita lebih memahami orbit planet luar, kata Jet Propulsion Laboratory (JPL).
Sungguh luar biasa berapa banyak yang perlu dipelajari mengenai kedudukan Saturnus memandangkan orang-orang kuno menemuinya, dan mudah dilihat dengan mata kasar. Yang mengatakan, pengukuran baru dengan kapal angkasa Cassini dan array teleskop radio Long Long Baseline Array adalah 50 kali lebih tepat daripada pengukuran sebelumnya dengan teleskop di tanah.
"Karya ini adalah langkah terbaik untuk mengikat pemahaman kita tentang orbit planet luar sistem suria kita dan planet-planet dalaman," kata pemimpin kajian Dayton Jones dari JPL.
Yang lebih menarik lagi ialah para saintis telah menggunakan maklumat yang lebih baik ketika masuk. Cassini mula menggunakan kaedah yang diperbaiki pada tahun 2013 untuk meningkatkan ketepatannya ketika menghidupkan enjinnya.
Ini, dalam jangka panjang, menjimatkan bahan bakar - memungkinkan kapal angkasa peluang yang lebih baik untuk bertahan hingga akhir pelanjutan misi terbarunya, yang kini adalah tahun 2017. (Ia mengorbit Saturnus sejak tahun 2004.)
Teknik ini begitu berjaya sehingga NASA merancang untuk menggunakan kaedah yang sama untuk kapal angkasa Juno, yang dalam perjalanan ke Musytari untuk kedatangan tahun 2016.
Para saintis sangat gembira dengan misi Cassini sekarang kerana ia membolehkan mereka memerhatikan planet dan bulannya ketika mencapai titik balik musim panas di orbit 29 tahunnya.
Ini dapat, misalnya, memberikan informasi tentang bagaimana iklim bulan Titan berubah - terutama berkaitan dengan atmosfera dan lautan etana / metana, keduanya diyakini berpengaruh besar terhadap suhu bulan.
Di luar aplikasi praktikal, pengukuran kedudukan Saturnus dan Cassini yang lebih baik juga memberi para saintis lebih banyak wawasan mengenai teori umum Albert Einstein secara relatif, kata JPL. Mereka menggunakan teknik yang sama dan menerapkannya untuk memerhatikan quasar - galaksi berkuasa lubang hitam - ketika Saturnus melintas di depan mereka dari sudut pandang Bumi.
Sumber: Makmal Jet Propulsion